KLIK

Rapat pemeriksaan kepada Wahyu Sapaan Bagi Wahyudin Moridu dimulai sekitar pukul 20.00 WITA dan dihadiri dan dipimpin oleh Ketua BK, Fikram A.Z. Salilama; Wakil Ketua BK, Umar Karim; serta anggota BK, Ekhwan Ahmad.

Ketua BK, Fikram A.Z. Salilama, dalam Penyampaian Resminya melalui Konfrensi Pers seusai melakukan pemeriksaan kepada Wahyu mengungkapkan bahwa Wahyudin mengakui dirinya memang orang yang ada dalam video tersebut. “Pertama kami tanyakan apakah beliau mengetahui video yang beredar luas itu. Jawabannya, baru tahu hari ini. Tapi ketika kami tanyakan lagi apakah benar dirinya yang berbicara dalam video, beliau mengakuinya,” jelas Fikram.

Lebih lanjut, Fikram mengungkapkan jawaban Wahyudin saat diminta penjelasan terkait ucapan yang dinilai merendahkan negara. “Yang bersangkutan menyampaikan, dirinya tidak tau dengan apa yang sudah dia ucapkan sebab diakuinya bahwa dirinya masih dalam pengaruh reaksi minuman keras yang dikonsumsinya semalam sebelumnya hingga keesokan paginya saat menuju bandara. Jadi, apa yang terucap itu keluar tanpa kontrol dan kesadarannya” terang Fikram mengutip penyampaian Klarifikasi Wahyudin dalam rapat pemeriksaan BK.

Fikram juga menegaskan, “Sebenarnya hasil klarifikasi ini adalah dokumen internal BK dan tidak boleh dibuka ke publik. Namun, karena terduga sudah memberikan persetujuan secara sadar, maka kami sampaikan dalam konferensi pers malam ini. Tujuannya, mererpon cepat keresahan masyarakat yang diakibatkan viralnya video yang bersangkutan dan bahwa BK bekerja sesuai ketentuan yang mengatur lembaga DPRD.”

Lebih lanjut dalam penyampaian konfrensi Pers, Fikram A.Z. Salilama menjelaskan Bahwa terungkap atas klarifikasi Wahyudin, perempuan inisial FT dalam video yang juga perekam video yang tersebar luas tersebut meminta untuk dinikahi oleh sang aleg Wahyudin Moridu.

Sementara itu, Wakil Ketua BK, Umar Karim, menegaskan bahwa proses hukum etik tetap berjalan meski terduga sudah mengakui dalam pemeriksaannya. “Kami memahami keresahan publik. Karena itu, rapat malam ini kami lakukan sebagai langkah cepat. Namun, BK tetap menjunjung asas praduga tak bersalah. Pekan depan kasus ini akan masuk ke persidangan BK sesuai mekanisme PP Nomor 12 Tahun 2018,” ujar Umar.

Ia menambahkan, pernyataan dalam video tersebut adalah hal yang sangat serius. “Kalimat-kalimat itu terlalu berat diucapkan seorang wakil rakyat. Ini bukan sekadar persoalan pribadi, karena menyangkut kehormatan lembaga,” tegas Umar.

Dalam konferensi pers, Umar juga meminta masyarakat memberi ruang kepada BK untuk bekerja secara objektif. “Kami mohon publik bersabar. Insyaallah dalam waktu seminggu, persidangan BK akan selesai, dan hasilnya akan dibacakan secara resmi. Apa pun putusannya, kami pastikan akan terbuka untuk masyarakat,” pungkasnya.